Jumat, 11 November 2011

Teman Sekantorku Atau Temanku Dikantor ?

Tulisan bagus oleh bang Dadang Kadarusman..


” Segala sesuatu tentang kantor akan sirna kecuali kenangan manis yang kita bangun bersama teman-teman baik. ”

Ketika kita menyebut ‘teman sekantor’, sebenarnya kita tidak benar-benar ingin menyebutnya sebagai ‘teman’. ‘Dia bekerja di kantor yang sama dengan kita,’ hanya itu maksudnya.

Sekarang, saya ingin mengajak Anda untuk benar-benar ‘berteman’ dengan mereka, bukan sebatas status sebagai sesama karyawan di perusahaan yang sama. Apa memang perlu begitu? Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mempunyai teman baik dikantor, kehidupan kerjanya jauh lebih menyenangkan daripada orang-orang yang hanya sibuk dengan urusannya sendiri. Hal ini tidak hanya berdampak kepada pribadi orang tersebut, melainkan juga kepada tingkat kepuasannya dalam bekerja. Maksudnya, orang yang berhasil membangun pertemanan yang baik di kantor lebih bisa menikmati pekerjaannya. Apakah Anda merasakan hal yang sama?

Pekerjaan selesai tepat waktu dengan kualitas yang nyaris sempurna. Itulah obsesi saya di tahun-tahun awal perjalanan karir. Segala kebutuhan sudah terpenuhi di ruang kerja sehingga tidak banyak waktu terbuang percuma. Termasuk lunch box yang dibawa dari rumah. Dengan orang lain, saya berhubungan seperlunya untuk urusan pekerjaan. Semuanya jadi efisien. Namun kemudian saya menyadari, bahwa ternyata saya tidak memiliki banyak teman. Karir saya baik. Pendapatan saya cukup. Tetapi, saya seperti sendirian. Lalu saya bertanya; apakah karir seperti ini yang saya inginkan? Tiba-tiba saja saya menyadari bahwa saya membutuhkan lebih dari sekedar lap top, meja kerja, telepon dan tumpukan dokumen. Saya membutuhkan lebih dari sekedar ‘orang sekantor’. Saya membutuhkan seseorang yang bisa menjadi sahabat bukan karena proyek yang harus dikerjakan bersama. Melainkan pertemanan sesuai fitrah manusia. Lalu saya memutuskan untuk mengubah cara bergaul dengan teman-teman dikantor. Hasilnya? Kehidupan karir dan pribadi saya jauh lebih baik dari sebelumnya.

Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar membangun hubungan dengan teman dikantor, saya ajak memulainya dengan memahami 5 prinsip Natural Intelligence (NatIn) berikut ini:

1. Mencari teman untuk tersenyum.
Setiap orang membutuhkan rasa bahagia didalam hatinya. Kebahagiaan itu terpancar melalui raut wajahnya. Makanya, salah satu ciri orang bahagia adalah senyumnya yang indah menghias wajah. Walhasil, orang yang jarang tersenyum dikantor boleh jadi bukanlah orang yang bahagia. Masalahnya, untuk bisa tersenyum kita membutuhkan orang lain. Kita tidak mungkin tersenyum sendirian sambil tetap berharap disebut sebagai orang waras. Singkatnya, kita butuh orang lain agar bisa tersenyum secara sehat. Dan dengan senyum itu, kita bisa mendapatkan kebahagiaan yang kita dambakan di tempat kerja. Maka tidak ada cara lain untuk bahagia di kantor selain menjadikan teman-teman di kantor sebagai sahabat kita. Karena tanpa mereka, kita tidak akan pernah bisa tersenyum. Dan tanpa senyum rasa bahagia tidak pernah bisa menjadi milik kita.

2. Merasa senasib sepenanggungan.
Kita semua di kantor ini adalah para pribadi yang sedang memperjuangkan hidup. Mungkin kita punya alasan masing-masing. Tetapi, kita sedang sama-sama berjuang untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan. Jujur saja; jika Anda bekerja dikantor itu, belum tentu Anda memang benar-benar ingin bekerja disana. Mungkin karena rewardnya yang besar. Mungkin karena jabatannya. Mungkin karena ada alasan lain. Jika Anda bisa mendapatkan semua yang Anda peroleh itu ditempat lain, apakah Anda masih ingin bekerja disana? Mungkin ya, mungkin tidak. Semuanya tidak mutlak. Namun satu hal yang pasti bahwa cepat atau lambat kita tidak akan bisa lagi bekerja disana. Meskipun kita masih ingin, tetapi hal itu tidak mungkin sehingga kita pun harus meninggalkannya. Itu tidak hanya saya dan Anda saja yang mengalami. Semua orang juga begitu. Makanya, kita dan orang-orang dikantor sebenarnya senasib sepenanggungan. Alangkah baiknya jika kita bisa saling menjaga perasaan dalam pergaulan yang lebih sehat dengan sesama teman di kantor.

3. Hubungan dua arah.
Tidak seorang pun selalu berada dalam puncak semangat selama bekerja. Naik dan turun pasti terjadi. Ketika sedang ‘down’, kita membutuhkan seseorang yang bisa membantu kita kembali ‘up’. Orang lain pun membutuhkan kita untuk alasan yang sama. Kita melihat banyak orang yang kehilangan motivasi, dan akhirnya gagal menjalani karirnya. Meski mereka tidak sampai tersingkir, tetapi menjalani keseharian dengan terpaksa dan tanpa gairah. Disekitar kita ada banyak orang seperti itu yang membutuhkan seseorang untuk kembali bangkit. Pada saat yang lain, mungkin kita sendirilah yang mengalami situasi sulit seperti itu. Dengan begitu, kita bisa saling menghibur dikala susah. Saling memotivasi saat kehilangan arah. Saling menguatkan saat sedang lelah. Dan tentu saling berkontribusi dalam pencapaian masing-masing sehingga hubungan saling menguntungkan itu bisa berjalan dua arah.

4. Membangun jembatan emosi.
Jika berteman dengan tulus, kita tidak lagi memiliki sifat dengki. Kita justru senang ketika teman kita mendapatkan sesuatu. Disaat begitu banyak orang yang ‘tersiksa’ batinnya karena kalah bersaing dengan orang lain, teman yang tulus justru ikut bahagia dengan merayakan kemenangan temannya. Bahkan jika mereka sedang saling bersaing; mereka tetap menjaga agar tidak saling menyakiti atau mencurangi. Apalagi saat tidak sedang bersaing. Teman kita memberi dukungan penuh seperti halnya kita yang selalu mendukung mereka. Beda banget dengan orang-orang yang tidak memiliki teman di kantornya. Mereka tidak memiliki keterikatan emosi apapun dengan orang lain, karena hubungannya hanya dibangun atas dasar tuntutan pekerjaan. Pertemanan kita membangun jembatan emosi positif, sehingga kita tidak tertarik lagi untuk saling mengakali atau mencurangi.

5. Membuat kenangan positif.
Pekerjaan kita hanya sementara. Jika tiba saatnya nanti, kita akan diminta untuk mengembalikan semuanya kepada perusahaan. Sejak saat itu, kita tidak lagi memiliki hubungan apapun dengan perusahaan. Namun, ada yang tidak berakhir begitu saja, yaitu; persahabatan yang telah kita bangun dengan teman-teman dikantor. Sesekali mungkin Anda akan merindukan kantor yang sudah Anda tinggalkan itu. Namun kerinduan itu bukan kepada pekerjaannya, melainkan kepada orang-orang yang pernah menjalin hubungan yang baik dengan Anda. Tidak seorang pun dapat merenggut kenangan indah itu dari benak kita. Setiap kebaikan yang kita berikan kepada rekan sejawat di kantor, atau kebaikan yang mereka lakukan untuk kita; akan menjadi kenangan abadi kita.

Saya pernah diingatkan seorang sahabat yang mewanti-wanti dalam bergaul dengan seseorang yang dinilainya sebagai pribadi yang ‘licik’. “Hati-hati,” katanya, “Dia bisa menusuk dari belakang.” Saya mengakui jika nasihat itu bagus. Namun, saya memutuskan untuk terus berteman dengan siapapun di kantor. Jikapun benar ada orang yang licik, saya percaya satu hal; orang lain tidak akan pernah bisa berbuat licik kepada orang yang tahu bagaimana cara menghadapinya. Maka bertemanlah dengan siapapun di kantor Anda. Maka Anda akan mendapatkan lebih banyak manfaat. Dan kehidupan kerja Anda akan menjadi lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar