Sekarang hari Sabtu, besok Senin dah Imlek, karena perusahaan saya management Singapore bisa dibayangkan suasananya pada saat-saat seperti ini. Sepiiii. Yang masih aktif bekerja hanya karyawan lokal dan expat non mandarin saja. Sedangkan sebagian besar dari manajemen sudah cuti untuk merayakan Imlek.
Karena itu tangan gatal iseng pengen corat-coret di blog. Ide yang muncul di otak saya justru masalah hand phone ketinggalan tadi malam.
Jum'at sore saya pulang kerja pukul 16.30 WIB, sebelum pulang istri tercinta mengirim sms kalau di rumah listrik PLN padam, jadi belum sempat memasak. Ok lah, kita planning makan malam diluar aja, meskipun malamnya pukul 19.30 saya ada kelas Pipe Fitter, musti ngajar. Itung-itung bentar, masih sempat lah untuk prepare sebelum berangkat mengajar.
Singkat cerita, dinner sama keluarga dah kelar, saya berangkat mengajar, tapi karena waktu memang dah mepet, saya baru bisa keluar dari rumah pukul 19.25. Persiapan jadi serba tergesa-gesa, maklum jelek-jelek begini untuk urusan kerja saya selalu usahakan untuk professional jadi saya usahakan jangan sampai telat. Karena terburu-buru itulah justru hp saya tertinggal di rumah. Hp saya nokia monokrom type jadul, bukan BB apalagi Ipad, maklum saya mungkin type fungsional, hp asal ada yang penting bisa sms dan telpon. Di atas motor saya sudah mengingat-ingat, drawing komplit, flash drive ada, pena ada. Tak apalah hp tertinggal yang penting bahan saya untuk mengajar dah komplit.
Sepanjang perjalanan saya teringat-ingat masa kecil saya sampai masa kuliah saya. Dulu saat SMA, yang namanya hp itu masih barang super mewah buat kami. Di kelas kami cuma seorang anak yang bawa hp, itu pun nokia monochrome seri jadul. Tiap jam istirahat anak-anak ngerubutin pengen ngeliat, seperti barang langka dan unik. Bahkan Pak Guru dan Bu Guru waktu itu belum punya.
Tak jauh berbeda dengan waktu awal-awal kuliah saya. Cuma sebagian kecil kawan-kawan kuliah yang memiliki hp, saya termasuk yang tidak. Jadi pada waktu itu kalau kita ada tugas bersama, biasa bikin appointment di kampus, "Jam segini kumpul di kosmu ya!" Dan setelah itu tidak ada komunikasi sama sekali. Lambat laun diantara rekan-rekan akan terseleksi, mana kawan yang on time, yang suka molor sampai kawan yang suka boong kalau janjian.
Efeknya ke saya pribadi, saya selalu berusaha untuk menepati apa yang telah disepakati, meskipun jujur kadang sekali dua saya meleset juga. Nah sekarang ini, hp dah ada dimana-mana, semua orang mulai dari anak kecil sampai kakek nenek sudah pegang hp. Positive pointnya, komunikasi lancar, kita bisa terupdate dengan informasi setiap saat dimana pun.
Tetapi nilai-nilai tradisional seperti menepati janji, menghargai waktu orang lain dan sebagainya menjadi pertanyaan dan barang langka lagi. Saya mengalaminya berkali-kali. SMS semacam "Sorry Pak, saya tak bisa datang nih, ada acara." "Maaf Pak, tunggu lima menit lagi ya, saya masih on the way." Seolah-olah dengan mengirimkan SMS semacam ini "dosa" kita karena telah menelantarkan waktu orang menjadi dimaklumi.
Sekedar corat-coret saya aja. Selamat merayakan Imlek bagi yang merayakan dan happy weekend..
Karena itu tangan gatal iseng pengen corat-coret di blog. Ide yang muncul di otak saya justru masalah hand phone ketinggalan tadi malam.
Jum'at sore saya pulang kerja pukul 16.30 WIB, sebelum pulang istri tercinta mengirim sms kalau di rumah listrik PLN padam, jadi belum sempat memasak. Ok lah, kita planning makan malam diluar aja, meskipun malamnya pukul 19.30 saya ada kelas Pipe Fitter, musti ngajar. Itung-itung bentar, masih sempat lah untuk prepare sebelum berangkat mengajar.
Singkat cerita, dinner sama keluarga dah kelar, saya berangkat mengajar, tapi karena waktu memang dah mepet, saya baru bisa keluar dari rumah pukul 19.25. Persiapan jadi serba tergesa-gesa, maklum jelek-jelek begini untuk urusan kerja saya selalu usahakan untuk professional jadi saya usahakan jangan sampai telat. Karena terburu-buru itulah justru hp saya tertinggal di rumah. Hp saya nokia monokrom type jadul, bukan BB apalagi Ipad, maklum saya mungkin type fungsional, hp asal ada yang penting bisa sms dan telpon. Di atas motor saya sudah mengingat-ingat, drawing komplit, flash drive ada, pena ada. Tak apalah hp tertinggal yang penting bahan saya untuk mengajar dah komplit.
Sepanjang perjalanan saya teringat-ingat masa kecil saya sampai masa kuliah saya. Dulu saat SMA, yang namanya hp itu masih barang super mewah buat kami. Di kelas kami cuma seorang anak yang bawa hp, itu pun nokia monochrome seri jadul. Tiap jam istirahat anak-anak ngerubutin pengen ngeliat, seperti barang langka dan unik. Bahkan Pak Guru dan Bu Guru waktu itu belum punya.
Tak jauh berbeda dengan waktu awal-awal kuliah saya. Cuma sebagian kecil kawan-kawan kuliah yang memiliki hp, saya termasuk yang tidak. Jadi pada waktu itu kalau kita ada tugas bersama, biasa bikin appointment di kampus, "Jam segini kumpul di kosmu ya!" Dan setelah itu tidak ada komunikasi sama sekali. Lambat laun diantara rekan-rekan akan terseleksi, mana kawan yang on time, yang suka molor sampai kawan yang suka boong kalau janjian.
Efeknya ke saya pribadi, saya selalu berusaha untuk menepati apa yang telah disepakati, meskipun jujur kadang sekali dua saya meleset juga. Nah sekarang ini, hp dah ada dimana-mana, semua orang mulai dari anak kecil sampai kakek nenek sudah pegang hp. Positive pointnya, komunikasi lancar, kita bisa terupdate dengan informasi setiap saat dimana pun.
Tetapi nilai-nilai tradisional seperti menepati janji, menghargai waktu orang lain dan sebagainya menjadi pertanyaan dan barang langka lagi. Saya mengalaminya berkali-kali. SMS semacam "Sorry Pak, saya tak bisa datang nih, ada acara." "Maaf Pak, tunggu lima menit lagi ya, saya masih on the way." Seolah-olah dengan mengirimkan SMS semacam ini "dosa" kita karena telah menelantarkan waktu orang menjadi dimaklumi.
Sekedar corat-coret saya aja. Selamat merayakan Imlek bagi yang merayakan dan happy weekend..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar